Nama
Anggota Kelompok :
Giyanti
Eka Pratiwi
Pangestu
Kurniawan
Selly
Anggraini
Tio
Adistyawan
|
IP Multicast
|
Nama
Pembimbing : Pak Dodi Permana
Bu Candra
|
|
No
exp :
|
|
Mata
Pelajaran : Instalasi LAN
|
|
Hari/Tanggal :
Senin/7 Mei 2012
|
|
Kelas : XI TKJ A
|
|
-
Pengertian IP Multicast
Alamat IP Multicast (Multicast IP Address) adalah alamat yang digunakan untuk menyampaikan satu paket kepada banyak penerima. Dalam sebuah intranet yang memiliki alamat multicast IPv4, sebuah paket yang ditujukan ke sebuah alamatmulticast akan diteruskan oleh router ke sub jaringan di mana terdapat host-host yang sedang berada dalam kondisi “listening” terhadap lalu lintas jaringan yang dikirimkan ke alamat multicasttersebut.
Dengan cara ini, alamat multicast pun
menjadi cara yang efisien untuk mengirimkan paket data dari satu sumber
ke beberapa tujuan untuk beberapa jenis komunikasi. Alamat multicast
didefinisikan dalam RFC 1112. Alamat-alamat multicast IPv4 didefinisikan dalam ruang alamat kelas D, yakni 224.0.0.0/4, yang berkisar dari 224.0.0.0 hingga 239.255.255.255.
Prinsip yang digunakan pada transfer data biasa di internet ialah Unicasting. Artinya, untuk setiap
client, dikirmkan satu paket data khusus. Jika server hendak menangani
sepuluh client , maka server akan sepuluh kali mengirimkan paket data
tersebut. Untuk aplikasi siaran di internet, pendekatan ini menjadi
mubazir, karena server mengirimkan data yang sama berkali kali ke sekian
banyak client.
Pendekatan berikutnya ialah broadcasting. Yang dimaksud dengan broadcasting ialah mengirimkan paket ke alamat broadcast dari suatu network. Akibat dari proses ini, satu paket yang dikirim oleh Multicast Server akan didengar oleh semua komputerpada
network tujuan. Komputer yang membutuhkan paket tersebut akan
mengambilnya, dan komputer yang tidak membutuhkan paket tersebut akan
membuangnya setelah memrosesnya terlebih dahulu. Pendekatan ini sedikit
lebih efisien dibandingkan dengan unicasting ,
jika ditinjau dari jumlah data yang dikirim. Namun inefisiensi terjadi
dalam hal lain , server pengirim paket tidak peduli ada tidaknya client
yang menginginkan paket data multimedia ini di network yang
bersangkutan. Hal ini juga merupakan beban bagi jaringan.
Untuk mengatasi hal ini, digunakan prinsip IP multicasting. IP
multicasting mengabungkan keuntungan dari dua konsep diatas. Paket data
dikirimkan kepada sekelompok client yang memang membutuhkannya . Dengan
cara ini ,data multimedia dikirimkan secara efisien melalui jaringan
internet. Semakin banyaknya client tidak akan membebani server, karena
server hanya mengirimkan satu paket untuk semua client. Dan client yang
tidak membutuhkan paket multicast, tidak akan menerima paket ini ,
sehingga client tak perlu memproses paket yang tak dibutuhkannya.
-
Cara Kerja IP Multicast
IP
multicast bekerja dengan cara yang sama seperti televisi dan radio.
Jika kita ingin mendengar siaran dari stasiun televisi tertentu, kita
memilih frekwensi tertentu tempat siaran televisi tersebut memancar .
Hal yang sama terjadi pada multicasting ,
hanya saja kali ini komputer dibuat hanya mendengar pakat data dengan
IP address tertentu yang khusus digunakan untuk keperluan multicasting.
Untuk dapat mendengar paket multicast dari server tertentu, komputer
penerima memerintahkan card ethernet agar \”mendengarkan\” paket dengan IP address tertentu , tempat server memancarkan datanya.
Pihak
pemancar yang harus mengumumkan terlebih dahulu ada tidaknya siaran ini
agar client mengetahui ada tidaknya suatu siaran yg dipancarkan dengan
IP address tertentu. Server multicast biasanya mengumumkan jadwal
siarannya menggunakan protokol yang dinamakan SDP ( Session Description
Protocol). Dengan menggunakan protokol ini , diumumkanlah informasi
penting diantaranya :
-
Nama dan deskripsi acara,
-
Jadwal acara ini
-
Tipe media yang digunakan ( Video, Audio, Teks )
-
IP address dan nomor port yang digunakan.
Informasi
ini kemudian di pancarkan menggunakan IP address tertentu (dedicated)
yang memang disediakan untuk keperluan ini. Client multicast tinggal
mendengarkan informasi ini saja.
Setelah mengetahui acara apa saja yang hendak dipancarkan, komputer client kemudian mendaftar ke
router multicast yang bersangkutan. Dengan proses pendaftaran ini,
multicast router mengetahui ada client di networknya yang berminat
mendengarkan siaran tertentu. Proses pendaftaran ini dilakukan melalui
protokol yang dinamakan IGMP (Internet Group Management Protocol )
-
Isu-Isu Keamanan
Dalam
merancang sistem komunikasi multicast, keamanan dan efesiensi multicast
menjadi bagian yang sangat penting untuk diperhatikan. Masalah
perancangan kemananan komunikasi multicast juga melibatkan perhatian
pada komunikasi point-to-point. Isu yang paling berkembang dalam komunikasi multicast adalah otentikasi pesan (authenticity) dan sifat kerahasiaan (secrecy).
Sifat kerahasiaan berarti bahwa hanya anggota grup multicast yang dapat
mendeskripsikan data yang ditransmisikan. Ada dua tipe dari sifat
kerahasiaan ini, yaitu ephemeral secrecy dan long term secrecy.Ephemeral
secrecy berarti mengamankan bukan anggota grup untuk kemudahan
mengakses data yang ditransmisikan. Long term secrecy melakukan proteksi
keandalan data untuk waktu yang panjang.
Otentikasi menunjukkan adanya keterjaminan data yang diterima adalah data yang asli tidak mengalami modifikasi. Group authenticity berarti setiap anggota grup dapat mengenali apakah sebuah pesan dikirim oleh seorang anggota grup. Source authenticity menunjukkan
adanya kemungkinan untuk mengidentifikasi pengirim dalam grup.
Otentikasi ini penting untuk memverifikasi data multicast yang diterima,
bahwa data yang diterima dijamin tidak mengalami perubahan dan sesuai
dengan sumber (source) aslinya.
Untuk menjamin masalah otentifikasi sumber dilakukan dengan mekanisme
Message Authentication Code (MAC), di mana setiap anggota mempunyai set
kunci yang berbeda.
Anonymity mencakup
penjagaan kerahasiaan identitas anggota grup dari anggota grup yang
lain, atau bahkan dari luar grup,selain itu menyembunyikan identitas
pengirim untuk data-data yang sifatnya rahasia. Pengamanan pada kontrol
akses(access control) adalah
metoda pengamanan di mana hanya anggota-anggota yang berhak saja dari
suatu grup multicast yang mempunyai akses ke komunikasi grup multicast.
Masalah penanganan akses kontrol akan menjadi kompleks jika anggota
dapat bergabung atau meninggalkan grup pada setiap waktu. Maintaining availabilityatau service availability penting
dalam memberikan proteksi terhadap layanan pembatalan dan
serangan-serangan yang tidak dikehendaki baik koalisi dari dalam maupun
dari luar.
Di dalam sebuah skenario yang sederhana terdapat sebuah group owner yang
dapat dipercaya untuk memanajemen keamanan grup. Peraturan-peraturan
umum yang digunakan antara lain adalah penanganan kontrol akses,
pencatatan lalulintas dan penggunaannya, dan penanganan kunci. Sebuah
pendekatan untuk pendistribusian masalah kepercayaan di dalam pusat
sekuriti multicast adalah dengan menggunakan teknik threshold cryptography dan proactive security dengan menempatkan sebuah center tunggal dengan pelayananan yang terdistribusi.
-
MBONE
Multicast
adalah metoda komunikasi pada LAN yang menghubungkan satu pengirim data
dengan sekelompok penerima data. Multicast memungkinkan hanya satu
paket data yang dikirimkan kepada satu kelompok penerima, tanpa
bergantung pada banyaknya penerima data tersebut. Pengguna jaringan
multicast di Internet bergabung dalam suatu jaringan raksasa bernama
Mbone (Multicast Backbone)
Saat ini , Network Terbesar yang menjalankan prinsip multicasting di Internet disebut sebagai Multicast backbone , disingkat Mbone. Mbone ini merupakan jaringan virtual di internet yang terdiri dari beberapa \”multicast island\” (network
berukuran kecil dan sedang yang menjalankan protokol IP multicasting).
Jika hubungan antara network ini melaui jaringan yang non multicast, paket multicast yang dikirim ke network tujuan dengan dibungkus dalam bentuk paket Unicast. Hal ini disebut sebagai tunnelling.
- Protokol IP Multicast
Jika
antara kedua jaringan sudah dijalankan protokol routing multicast,
tunneling tak perlu dilakukan. Beberapa protokol routing yang umum
dipakai untuk multicasting ialah : DVMRP (Distance Vector Multicast
Routing Protocol), PIM (Protocol Independent multicast) dan MOSPF
(Multicast OSPF) .
-
Distance Vector Multicast Routing Protocol (DVMRP)
DVMRP
adalah multicast routing protocol yang menyediakan mekanisme yang
efisien untuk koneksi data yang dikirimkan ke group dalam suatu jaringan
internet.Protokol ini secara periodik mengirimkan dua informasi ke router tetangga :
Distance
vector secara periodic mengirimkan tabel routing ke router yang
terdekat. Ketika router mengalami putus koneksi (down) , router distance
vector akan mempelajari perubahan jalur atau tabel tersebut masih ada
pada jalur link tersebut sampai pada waktu tertentu. Jika waktu yang
diperlukan untuk menunggu respon dari router yang menerima kiriman tabel
routing melebihi waktu yang telah ditentukan maka router itu akan
dihapus pada tabel routing router tersebut. Router yang terdekat akan
mengirimkan informasi perubahan dari jalur melalui broadcast.Waktu yang diperlukan untuk semua router didalam mengubah tabel routing dinamakan konvergen. Konvergen didalam distance vector meliputi :
-
Setiap router menerima informasi routing yang baru.
-
Setiap router mengupdate table routing.
-
Setiap router mengupdate metric tabel routing dengan informasinya sendiri (menambah hop).
-
Setiap router membroadcast semua informasi ke router yang terdekat.
Proses
konvergen didalam distance vector memerlukan waktu yang lama , hal ini
dikarenakan setiap router mengupdate table routing mereka sendiri. Hal
inilah yang akan mengakibatkan waktu yang lama. Akibat dari ini akan
mengakibatkan tidak terdistribusinya table routing ke router
terdekatnya.
Protokol
distance vector merupakan protokol algoritma routing yang memilih jalur
berdasarkan jumlah hop yang paling kecil.Hop merupakan jumlah router
yang akan dituju sebelum paket data itu sampai ke alamat tujuan.Protokol
distance vector mengirimkan paket informasi table routing mereka ke
router yang terdekat.
-
OSPF
OSPF
yang artinya Open Shortest Path First.OSPF ini merupakan protocol
link-state. Di dalam OSPF terdapat metode penggabungan datebase link
melalui penggunaan perbedaan subnet mask , penggabungan beberapa
rute-rute menjadi satu masukan rute di dalam database. Seperti
misalnya jaringan 192.168.1.0 sampai 192.168.254.0 , penggabungan rute
akan menjadi 192.168.0.0 dengan subnet mask 255.255.0.0. Di dalam
konfigurasi OSPF itu sendiri terdapat semacam area-area (seperti
Autonomous System) sebagai level tingkatan yang tidak digunakan pada
protokol. Router yang semua interfacenya terhubung ke dalam satu area
dinamakan router internal. Router yang hanya terhubung dengan backbone
dinamakan router backbone. Roouter yang terhubung dengan area yang berbeda disebut router batas area (area border router).
-
Algoritma Multicast Routing
Beberapa
algoritma telah diusulkan untuk membangun jaringan multicast di mana
paket-paket multicast dapat dikirimkan ke titik tujuan. Algoritma ini
dapat digunakan dalam penerapan protokol multicast routing.
-
Flooding
Algoritma
flooding yang telah telah digunakan pada protokol seperti OSPF adalah
teknik yang paling sederhana untuk mengirimkan data multicast ke router
pada sebuah jaringan. Pada algoritma ini, ketika router menerima paket
multicast maka router pertama-tama akan mengecek apakah paket tersebut
pernah sampai ke router atau paket tersebut untuk pertama kalinya sampai
ke router. Jika
pertama kali, maka router akan meneruskan paket tersebut ke semua
interface, kecuali ke interface asal dari paket tersebut. Dengan cara
ini maka diyakini semua router akan menerima sedikitnya satu paket.
-
Spanning Trees
Pada algoritma ini, hanya ada satu active path di antara dua router. Ketika
router menerima suatu paket multicast, router akan meneruskan paket ke
semua jaringan yang merupakan bagian dari spanning tree. Informasi yang
harus dijaga oleh router adalah variabel booleanyang menunjukkan apakah jaringan merupakan bagian dari spanning tree atau bukan.
-
Reverse Path Broadcasting (RPB)
Algoritma
RPB sering digunakan pada MBone ( Multicast Backbone). Algoritma ini
merupakan modifikasi dari algoritma spanning trees. Pada algoritma ini,
ketika router menerima suatu paket multicast pada link \”L\” dan dari
sumber \”S\”, router akan memeriksa dan melihat apakah link “L”
merupakan jalan terpendek menuju S. Jika iya, paket akan diteruskan pada
semua link kecuali L.
-
Truncated Reverse Path Broadcasting (TRPB)
Algoritma
TRPB hadir untuk mengatasi kekurangan pada algoritma RPB. Dengan
menggunakan protokol IGMP protokol, maka sebuah router dapat menentukan
apakah anggota dari kelompok multicast ada pada subnetwork atau tidak
ada. Jika subnetwork tidak mempunyai router yang berhubungan dengannya,
router akan memotong spanning tree.
-
Steiner Trees (ST)
Pada
algoritma RPB dan TRPB, alur terpendek antara titik sumber degan
masing-masing titik tujuan digunakan untuk mengirimkan paket multicast.
Tetapi algoritma tersebut tidak meminimalkan penggunaan sumber daya
jaringan.
Pada gambar terlihat hanya menggunakan sedikit link. Tipe inilah yang disebut dengan Steiner Trees.