Senin, 07 Mei 2012

IP Multicast


Nama Anggota Kelompok :
Giyanti Eka Pratiwi
Pangestu Kurniawan
Selly Anggraini
Tio Adistyawan
IP Multicast
Nama Pembimbing : Pak Dodi Permana
                                  Bu Candra

No exp                    :

Mata Pelajaran        : Instalasi LAN

Hari/Tanggal           :
Senin/7 Mei 2012

Kelas    : XI TKJ A

        1. Pengertian IP Multicast
Alamat IP Multicast (Multicast IP Address) adalah alamat yang digunakan untuk menyampaikan satu paket kepada banyak penerima. Dalam sebuah intranet yang memiliki alamat multicast IPv4, sebuah paket yang ditujukan ke sebuah alamatmulticast akan diteruskan oleh router ke sub jaringan di mana terdapat host-host yang sedang berada dalam kondisi “listening” terhadap lalu lintas jaringan yang dikirimkan ke alamat multicasttersebut.
Dengan cara ini,
 alamat multicast pun menjadi cara yang efisien untuk mengirimkan paket data dari satu sumber ke beberapa tujuan untuk beberapa jenis komunikasi. Alamat multicast didefinisikan dalam RFC 1112. Alamat-alamat multicast IPv4 didefinisikan dalam ruang alamat kelas D, yakni 224.0.0.0/4, yang berkisar dari 224.0.0.0 hingga 239.255.255.255.
Prinsip yang digunakan pada transfer data biasa di internet ialah Unicasting. Artinya, untuk setiap client, dikirmkan satu paket data khusus. Jika server hendak menangani sepuluh client , maka server akan sepuluh kali mengirimkan paket data tersebut. Untuk aplikasi siaran di internet, pendekatan ini menjadi mubazir, karena server mengirimkan data yang sama berkali kali ke sekian banyak client.
Pendekatan berikutnya ialah broadcasting. Yang dimaksud dengan broadcasting ialah mengirimkan paket ke alamat broadcast dari suatu network. Akibat dari proses ini, satu paket yang dikirim oleh Multicast Server akan didengar oleh semua komputerpada network tujuan. Komputer yang membutuhkan paket tersebut akan mengambilnya, dan komputer yang tidak membutuhkan paket tersebut akan membuangnya setelah memrosesnya terlebih dahulu. Pendekatan ini sedikit lebih efisien dibandingkan dengan unicasting , jika ditinjau dari jumlah data yang dikirim. Namun inefisiensi terjadi dalam hal lain , server pengirim paket tidak peduli ada tidaknya client yang menginginkan paket data multimedia ini di network yang bersangkutan. Hal ini juga merupakan beban bagi jaringan.
Untuk mengatasi hal ini, digunakan prinsip IP multicastingIP multicasting mengabungkan keuntungan dari dua konsep diatas. Paket data dikirimkan kepada sekelompok client yang memang membutuhkannya . Dengan cara ini ,data multimedia dikirimkan secara efisien melalui jaringan internet. Semakin banyaknya client tidak akan membebani server, karena server hanya mengirimkan satu paket untuk semua client. Dan client yang tidak membutuhkan paket multicast, tidak akan menerima paket ini , sehingga client tak perlu memproses paket yang tak dibutuhkannya.
        1. Cara Kerja IP Multicast
IP multicast bekerja dengan cara yang sama seperti televisi dan radio. Jika kita ingin mendengar siaran dari stasiun televisi tertentu, kita memilih frekwensi tertentu tempat siaran televisi tersebut memancar . Hal yang sama terjadi pada multicasting , hanya saja kali ini komputer dibuat hanya mendengar pakat data dengan IP address tertentu yang khusus digunakan untuk keperluan multicasting. Untuk dapat mendengar paket multicast dari server tertentu, komputer penerima memerintahkan card ethernet agar \”mendengarkan\” paket dengan IP address tertentu , tempat server memancarkan datanya.
 
Pihak pemancar yang harus mengumumkan terlebih dahulu ada tidaknya siaran ini agar client mengetahui ada tidaknya suatu siaran yg dipancarkan dengan IP address tertentu. Server multicast biasanya mengumumkan jadwal siarannya menggunakan protokol yang dinamakan SDP ( Session Description Protocol). Dengan menggunakan protokol ini , diumumkanlah informasi penting diantaranya :
    • Nama dan deskripsi acara,
    • Jadwal acara ini
    • Tipe media yang digunakan ( Video, Audio, Teks )
    • IP address dan nomor port yang digunakan.
Informasi ini kemudian di pancarkan menggunakan IP address tertentu (dedicated) yang memang disediakan untuk keperluan ini. Client multicast tinggal mendengarkan informasi ini saja.
Setelah mengetahui acara apa saja yang hendak dipancarkan, komputer client kemudian mendaftar ke router multicast yang bersangkutan. Dengan proses pendaftaran ini, multicast router mengetahui ada client di networknya yang berminat mendengarkan siaran tertentu. Proses pendaftaran ini dilakukan melalui protokol yang dinamakan IGMP (Internet Group Management Protocol )
        1. Isu-Isu Keamanan
Dalam merancang sistem komunikasi multicast, keamanan dan efesiensi multicast menjadi bagian yang sangat penting untuk diperhatikan. Masalah perancangan kemananan komunikasi multicast juga melibatkan perhatian pada komunikasi point-to-point. Isu yang paling berkembang dalam komunikasi multicast adalah otentikasi pesan (authenticity) dan sifat kerahasiaan (secrecy). Sifat kerahasiaan berarti bahwa hanya anggota grup multicast yang dapat mendeskripsikan data yang ditransmisikan. Ada dua tipe dari sifat kerahasiaan ini, yaitu ephemeral secrecy dan long term secrecy.Ephemeral secrecy berarti mengamankan bukan anggota grup untuk kemudahan mengakses data yang ditransmisikan. Long term secrecy melakukan proteksi keandalan data untuk waktu yang panjang.
Otentikasi menunjukkan adanya keterjaminan data yang diterima adalah data yang asli tidak mengalami modifikasi. Group authenticity berarti setiap anggota grup dapat mengenali apakah sebuah pesan dikirim oleh seorang anggota grup. Source authenticity menunjukkan adanya kemungkinan untuk mengidentifikasi pengirim dalam grup. Otentikasi ini penting untuk memverifikasi data multicast yang diterima, bahwa data yang diterima dijamin tidak mengalami perubahan dan sesuai dengan sumber (source) aslinya. Untuk menjamin masalah otentifikasi sumber dilakukan dengan mekanisme Message Authentication Code (MAC), di mana setiap anggota mempunyai set kunci yang berbeda.
Anonymity mencakup penjagaan kerahasiaan identitas anggota grup dari anggota grup yang lain, atau bahkan dari luar grup,selain itu menyembunyikan identitas pengirim untuk data-data yang sifatnya rahasia. Pengamanan pada kontrol akses(access control) adalah metoda pengamanan di mana hanya anggota-anggota yang berhak saja dari suatu grup multicast yang mempunyai akses ke komunikasi grup multicast. Masalah penanganan akses kontrol akan menjadi kompleks jika anggota dapat bergabung atau meninggalkan grup pada setiap waktu. Maintaining availabilityatau service availability penting dalam memberikan proteksi terhadap layanan pembatalan dan serangan-serangan yang tidak dikehendaki baik koalisi dari dalam maupun dari luar.
Di dalam sebuah skenario yang sederhana terdapat sebuah group owner yang dapat dipercaya untuk memanajemen keamanan grup. Peraturan-peraturan umum yang digunakan antara lain adalah penanganan kontrol akses, pencatatan lalulintas dan penggunaannya, dan penanganan kunci. Sebuah pendekatan untuk pendistribusian masalah kepercayaan di dalam pusat sekuriti multicast adalah dengan menggunakan teknik threshold cryptography dan proactive security dengan menempatkan sebuah center tunggal dengan pelayananan yang terdistribusi.
        1. MBONE
Multicast adalah metoda komunikasi pada LAN yang menghubungkan satu pengirim data dengan sekelompok penerima data. Multicast memungkinkan hanya satu paket data yang dikirimkan kepada satu kelompok penerima, tanpa bergantung pada banyaknya penerima data tersebut. Pengguna jaringan multicast di Internet bergabung dalam suatu jaringan raksasa bernama Mbone (Multicast Backbone)
Saat ini , Network Terbesar yang menjalankan prinsip multicasting di Internet disebut sebagai Multicast backbone , disingkat Mbone. Mbone ini merupakan jaringan virtual di internet yang terdiri dari beberapa \”multicast island\” (network berukuran kecil dan sedang yang menjalankan protokol IP multicasting). Jika hubungan antara network ini melaui jaringan yang non multicast, paket multicast yang dikirim ke network tujuan dengan dibungkus dalam bentuk paket Unicast. Hal ini disebut sebagai tunnelling.
        1. Protokol IP Multicast
Jika antara kedua jaringan sudah dijalankan protokol routing multicast, tunneling tak perlu dilakukan. Beberapa protokol routing yang umum dipakai untuk multicasting ialah : DVMRP (Distance Vector Multicast Routing Protocol), PIM (Protocol Independent multicast) dan MOSPF (Multicast OSPF) .
  1. Distance Vector Multicast Routing Protocol (DVMRP)
DVMRP adalah multicast routing protocol yang menyediakan mekanisme yang efisien untuk koneksi data yang dikirimkan ke group dalam suatu jaringan internet.Protokol ini secara periodik mengirimkan dua informasi ke router tetangga :
  • Jarak hop berikutnya , metric hop berikutnya.
  • Tujuan hop berikutnya yang akan ditempuh.
Distance vector secara periodic mengirimkan tabel routing ke router yang terdekat. Ketika router mengalami putus koneksi (down) , router distance vector akan mempelajari perubahan jalur atau tabel tersebut masih ada pada jalur link tersebut sampai pada waktu tertentu. Jika waktu yang diperlukan untuk menunggu respon dari router yang menerima kiriman tabel routing melebihi waktu yang telah ditentukan maka router itu akan dihapus pada tabel routing router tersebut. Router yang terdekat akan mengirimkan informasi perubahan dari jalur melalui broadcast.Waktu yang diperlukan untuk semua router didalam mengubah tabel routing dinamakan konvergen. Konvergen didalam distance vector meliputi :
  1. Setiap router menerima informasi routing yang baru.
  2. Setiap router mengupdate table routing.
  3. Setiap router mengupdate metric tabel routing dengan informasinya sendiri (menambah hop).
  4. Setiap router membroadcast semua informasi ke router yang terdekat.
Proses konvergen didalam distance vector memerlukan waktu yang lama , hal ini dikarenakan setiap router mengupdate table routing mereka sendiri. Hal inilah yang akan mengakibatkan waktu yang lama. Akibat dari ini akan mengakibatkan tidak terdistribusinya table routing ke router terdekatnya.
Protokol distance vector merupakan protokol algoritma routing yang memilih jalur berdasarkan jumlah hop yang paling kecil.Hop merupakan jumlah router yang akan dituju sebelum paket data itu sampai ke alamat tujuan.Protokol distance vector mengirimkan paket informasi table routing mereka ke router yang terdekat.
  1. OSPF
OSPF yang artinya Open Shortest Path First.OSPF ini merupakan protocol link-state. Di dalam OSPF terdapat metode penggabungan datebase link melalui penggunaan perbedaan subnet mask , penggabungan beberapa rute-rute menjadi satu masukan rute di dalam database. Seperti misalnya jaringan 192.168.1.0 sampai 192.168.254.0 , penggabungan rute akan menjadi 192.168.0.0 dengan subnet mask 255.255.0.0. Di dalam konfigurasi OSPF itu sendiri terdapat semacam area-area (seperti Autonomous System) sebagai level tingkatan yang tidak digunakan pada protokol. Router yang semua interfacenya terhubung ke dalam satu area dinamakan router internal. Router yang hanya terhubung dengan backbone dinamakan router backbone. Roouter yang terhubung dengan area yang berbeda disebut router batas area (area border router).
        1. Algoritma Multicast Routing
Beberapa algoritma telah diusulkan untuk membangun jaringan multicast di mana paket-paket multicast dapat dikirimkan ke titik tujuan. Algoritma ini dapat digunakan dalam penerapan protokol multicast routing.
  1. Flooding
Algoritma flooding yang telah telah digunakan pada protokol seperti OSPF adalah teknik yang paling sederhana untuk mengirimkan data multicast ke router pada sebuah jaringan. Pada algoritma ini, ketika router menerima paket multicast maka router pertama-tama akan mengecek apakah paket tersebut pernah sampai ke router atau paket tersebut untuk pertama kalinya sampai ke router. Jika pertama kali, maka router akan meneruskan paket tersebut ke semua interface, kecuali ke interface asal dari paket tersebut. Dengan cara ini maka diyakini semua router akan menerima sedikitnya satu paket.
  1. Spanning Trees
Pada algoritma ini, hanya ada satu active path di antara dua router. Ketika router menerima suatu paket multicast, router akan meneruskan paket ke semua jaringan yang merupakan bagian dari spanning tree. Informasi yang harus dijaga oleh router adalah variabel booleanyang menunjukkan apakah jaringan merupakan bagian dari spanning tree atau bukan.
  1. Reverse Path Broadcasting (RPB)
Algoritma RPB sering digunakan pada MBone ( Multicast Backbone). Algoritma ini merupakan modifikasi dari algoritma spanning trees. Pada algoritma ini, ketika router menerima suatu paket multicast pada link \”L\” dan dari sumber \”S\”, router akan memeriksa dan melihat apakah link “L” merupakan jalan terpendek menuju S. Jika iya, paket akan diteruskan pada semua link kecuali L.
  1. Truncated Reverse Path Broadcasting (TRPB)
Algoritma TRPB hadir untuk mengatasi kekurangan pada algoritma RPB. Dengan menggunakan protokol IGMP protokol, maka sebuah router dapat menentukan apakah anggota dari kelompok multicast ada pada subnetwork atau tidak ada. Jika subnetwork tidak mempunyai router yang berhubungan dengannya, router akan memotong spanning tree.
  1. Steiner Trees (ST)
Pada algoritma RPB dan TRPB, alur terpendek antara titik sumber degan masing-masing titik tujuan digunakan untuk mengirimkan paket multicast. Tetapi algoritma tersebut tidak meminimalkan penggunaan sumber daya jaringan.
Pada gambar terlihat hanya menggunakan sedikit link. Tipe inilah yang disebut dengan Steiner Trees.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar